Suatu malam Raja Namrud bermimpi. Ia
melihat seorang anak kecil melompat masuk ke dalam kamarnya dan merampas
mahkotanya. Mahkota itu kemudian dihancurkannya.
Di kemudian hari anak itu menjelma pada
diri Nabi Ibrahim. Beliau tampil dengan keberanian yang tiada tara dalam
menyampaikan Ajaran tauhid. Hal pertama yang beliau lakukan adalah
menasehati ayahnya, azar, yang bekerja sebagai pembuat patung.
Ketika Nabi Ibrahim menyadari bahwa
ayahnya tidak lagi membutuhkan saran dan nasihatnya, akhirnya beliau
pergi meninggalkan tempat tinggalnya. Nabi Ibrahim tidak lupa mendoakan
ayahnya agar menemukan jalan yang benar sebagai tanda bakti kepada orang
tua.
Dari hari ke hari, Nabi Ibrahim
senantiasa berdakwah kepada kaumnya agar menyambah Allah, Tuhan Yang
Maha Esa, meski penuh resiko. Bahkan ia berani menghadapi Raja namrud.
Hingga suatu hari ketika mengetahui patung-patung sesembahannya hancur,
Raja Namrud memerintahkan agar menangkap Nabi Ibrahim as. Ia
memerintahkan aparatnya untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim. Namun,
berkat pertolongan Allah SWT Nabi Ibrahim selamat. Ia tidak merasakan
panas ketika dibakar. Sebagaimana Allah SWT berfirman ,”Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”
Perjalanan Nabi Ibrahim ini memberi
gambaran tentang pertarungan antara tauhid melawan kemusyrikan. Kita
wajib bertauhid kepada Allah SWT dan menjauhi kemusyrikan.
sumber : kisah hikmah
0 comments:
Post a Comment